Purnomo dan Astuti pulang kampung naik motor, Lagi asyik naik motor, tiba tiba ada angin yang meniup sapu tangan milik astuti sehingga jatuh keseberang parit. Dengan tangkas dan berani purnomo meloncati parit tersebut dan menyerahkan saputangan ke astuti.
Dan mereka meneruskan perjalanan, sewaktu melewati sebuah perkampungan, hari sudah senja dan hujan lebat, maka mereka berteduh disebuah rumah yang sederhana, karena hujan tak kunjung berhenti maka diputuskan malam ini mereka numpang nginap di rumah tersebut, dan pemilik rumah mengizinkan.
Pemilik Rumah: "Maaf ya dik .... kamarnya cuma satu."
Purnomo & Astuti: "Tak apa bu, kami berterima kasih sekali di izinkan menginap."
Pemilik Rumah: "Berhubung adik bukan suami istri maka adik berdua tidurnya di batasi GULING ya."
Purnomo dan Astuti saling pandang, maka mereka tidurlah dengan nyenyak sampai pagi.
Paginya mereka pamit pulang, tapi Astuti cemberut terus dan tak mau bicara sehingga Purnomo menjadi bingung.
Purnomo:"Hei...yang ...! kenapa sih kamu cemberut terus?"
Astuti: "(Dengan kesal menjawab) Aku gak nyangka mas yang begitu tangkas melompati parit untuk mengambilkan saputanganku tapi tadi malam mas tidak sanggup melompati GULING."
Purnomo:"Iya...juga ya..." (sbs/lpk)
he..he! dimana rumah purnomo ? jadi pengen belajar loncat harimau..auw...auwwwwww
BalasHapushe..he..mantap...tapi ga ke bayang klo gulingnya setinggi gedung. jadi ingat se' puji nich
BalasHapusmantap....ingat sesuatu ingat se' puji
BalasHapus